Rabu, 27 Oktober 2010

We Know Nothing to We Know AllThing..



          Dalam hidup ini banyak sekali pelajaran yang bisa kita dapatkan di dunia ini, mulai dari ilmu pengetahuan, ilmu alam, ilmu agama dan lain sebagainya.Karena memang itulah tujuan hidup manusia yang sebenarnya, karena tanpa ilmu tentu saja manusia akan sama saja dengan binatang dan makhluk hidup lainnya, yang kalau diibaratkan hanya bisa jalan tapi tak tahu arah dan tujuan.Karena itu manusia diberikan akal berupa pikiran agar mereka tidak sederajat dengan makhluk hidup lainnya, yang mana manusia itu disebut sebagai khalifah di dunia ini.Tentu saja Tuhan memberikan akal pikiran kepada manusia ada tujuannya, yaitu agar manusia bisa taat dan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, tapi kalau kita lihat belakangan ini keadaan di bumi kita ini sudah menjadi semakin terbalik dimana banyak sekali manusia yang menjalankan segala laranganNya dan semakin meninggalkan segala yang diperintahNya.
          Ini pun tidak luput karena adanya pengaruh kemajuan tekhnologi yang mengakibatkan banyak sekali manusia menciptakan sesuatu hal, lalu yang terjadi maka mereka akan membanggakan dirinya sendiri dan akan menganggap dirinya menyamai Tuhan, inilah yang menjadi kekeliruan terbesar saat ini, tentunya kalau kita dapat mengkaji ulang sepintar dan sebagus apapun kita menciptakan sesuatu tentu tidak akan sebanding dengan apa yang diciptakanNya untuk kita yang hidup di dunia ini, seperti pikiran contohnya.Tanpa pikiran yang diberikan Tuhan pada kita tentunya kita tidak dapat menciptakan sesuatu.Balik lagi ketema yang akan saya buat dalam blog ini, yaitu “we know nothing or we know all thing” kira-kira apa yaa arti dari tulisan ini, kalau di artikan dalam bahasa Indonesia sih we know nothing berarti kita tidak tahu apa-apa dan kalau we know all thing ya artinya kita tahu segalanya.


          Bila seseorang menjadi we know nothing berarti dia tidak tahu tentang apapun, nah bila ini terjadi pada anda tentu anda akan mencari tahu sesuatu yang ingin anda ketahui itu, sedangkan bila anda sudah merasa menjadi seseorang yang we know all thing berarti anda seseorang yang takabur, berarti anda sudah merasa mengetahui segala hal, nah bila ini yang menjadi prinsip anda untuk masa depan, saya yakin anda akan kalah dari seseorang yang we know nothing di masa depan, mengapa demikian.Secara logika kita artikan seperti ini, jika anda sudah merasa menjadi seseorang yang we know all thing tentu saja anda sudah merasa menjadi orang yang paling pintar dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain, anda juga tidak akan mau lagi belajar untuk sesuatu hal yang baru, anda tidak akan pernah bertanya pada siapapun dan yang pasti anda akan menjadi seseorang yang sombong. Kembali lagi jika kita masih merasa We Know Nothing. Kita akan selalu mecari tahu tentang hal-hal yang baru, kita akan terus dan terus belajar mengenai hal-hal  yang baru, kita akan banyak bertanya kepada orang lain, kita akan mempunyai motivasi tinggi untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
          Dalam menggali ilmu biasanya langsung berfikir tentang sekolah padahal menggali ilmu di bagi menjadi 2, yaitu formal dan informal:
Pendidikan formal: merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi.
Pendidikan informal: paling banyak pada terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar adalah TPA atau tempat pendidikan Al – Quran, yang banyak terdapat di mesjid dan sekolah minggu yang terdapat di gereja. Selain itu juga terdapat berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya. Program – program PNF yaitu Keaksaraan fungsional (KF); Pendidikan Kesetaraan A, B, C; Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Magang; dan sebagainya Lembaga PNF yaitu PKBM, SKB, BPPNFI, dan lain sebagainya.
          Dalam dunia yang terus berkembang, kita di tuntut untuk terus belajar dan menggali ilmu atau informasi. Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam menggali informasi itu dengan cara membaca, bergaul, bermain dan sebagainya. Kita harus membuka wawasan ke lingkungan sekitar, kita harus membuka mata dan telinga apa yang ada di sekitar kita karena apa yang kita dapatkan di sekolah atau di kuliah tidak akan berguna apabila kita tidak mengaplikasikannya di masyarakat. Di era globalisasi ini memang setiap individu di tuntut untuk kreatif, tentunya kekreatifan ini di dapat dari masyarakat. Berbeda jika orang yang menutup telinga dan mata akan apa yang terjadi di masyarakat tidak akan pernah berkembang. Maksudnya menutup telinga dan mata pada kalimat tersebut adalah tidak mau mencari informasi dari lingkungan sekitar, baik dari dunia nyata maupun dunia maya.
          Belajar untuk hidup dan hidup untuk belajar adalah kata yang mempunyai makna sama yang intinya sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran akan terus menerus belajar karena ilmu itu tidak akan habisnya.Tanpa belajar orang tidak akan mungkin bisa hidup, orang yang tanpa ilmu tentu tidak akan ada gunanya, tidak pula ada harganya karena dari seberapa ilmu yang kita punya disitulah kita di hargai. Belajar tentu harus memiliki motivasi tertentu, mengapa demikian? Ini dikarenakan belajar haruslah berdasarkan niat dari diri individu itu sendiri. Dengan adanya niat yang kuat akan muncul suatu motivasi yang membuat belajar menjadi semakin mengasyikan. Belajar yang monoton akan menimbulkan suatu kejenuhan. Inilah yang sedang marak terjadi di pendidikan Indonesia. Begitu banyak tuntutan kepada murid baik itu tugas maupun materi pada kurikulum yang padat dan berubah-ubah. Saat saya di SMA, guru saya pun ikut kerepotan akan kurikulum pendidikan yang padat dan kerap kali berubah. Menurut saya situasi seperti inilah yang membuat siswa-siswi stress, terbebani dalam belajar, dsb. Hal tersebut bisa kita lihat dari perilaku siswa-siswi di sekolah seperti: bolos sekolah, nongkrong setelah pulang sekolah (dengan anggapan untuk refreshing), dsb. Mungkin ada benarnya kalau belajar itu tidak boleh enaknya saja, namun kita seharusnya mencontoh negara maju yang memiliki system pendidikan lebih efektif.
          Kita telah membahas apa maksud dari “WE KNOW NOTHING” , belajar dalah kata kata kuncinya. Lalu bagaimana dengan “WE KNOW ALLTHING” mengapa mengetahui segala hal tidak jauh lebih baik daripada mempelajari berbagai hal? Mengetahui berbagai hal memang didambakan setiap orang, karena ini terkesan menggambarkan orang yang cerdas, pandai, berwawasan luas, dsb. Namun tahukan kalian akan dampak yang negatif dari “WE KNOW ALLTHING” ini? Kadang orang yang sudah mengetahui segala hal akan menjadi  sombong dan malas, karena dia merasa dirinya telah mencapai titik puncak dari suatu pengetahuan. Ini juga bisa berdampak ke hubungan sosial, orang di sekitarnya tidak akan memiliki interesting dalam berbicara dengan dirinya. Ini hanya sebagai contoh mengapa “WE KNOW ALLTHING” tidak lebih baik dari “WE KNOW NOTHING” karena menurut saya ini hanyalah perbedaan paham dan cara kita memandang bagaimana kita menghadapi ilmu pengetahuan dan informasi di sekitar kita. Mudah saja, orang yang berfikiran “WE KNOW NOTHING” akan terus berkembang dibandingkan dengan orang yang berfikiran “WE KNOW ALLTHING”.
*** Tom Krause “Jika kau hanya melakukan apa yang kau tahu bisa kau kerjakan, kau tidak akan bisa berbuat lebih.” Tom Krause (1934), motivator, guru, dan pelatih”. Kalimat emas ini jelas menggambarkan jika kita hanya melakukan apa yang kita bisa dan ketahui itu hanyalah akan menjadi sia-sia, karena kita tidak akan mendapatkan hal yang berguna untuk masa depan kita. Mencoba hal baru adalah hal yang dianjurkan dalam quotes ini, karena dengan bereksperimen akan hal yang belom pernah kita lakukan akan memberikan pengetahuan baru yang tentunya akan berguna untuk masa depan kita. Kita tahu pengalaman adalah guru yang paling baik, maka dari itu dengan kita mencoba berbagai hal kita akan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang membuat kita menjadi semakin matang. Masa muda adalah masa yang berapi-api, begitulah yang dikatakan oleh raja dangdut Indonesia bang haji Rhoma Irama. Menurut saya hal ini sangat positif dalam pengertian semangat yang tinggi dalam meraih cita-cita juga berbagai hal tentang hidup. Hal tersebut juga bisa digunakan di berbagai macam hal, sebagai contoh berikut ini adalah tips untuk menjalankan bisnis dari sebuah pengalaman****:

TIPS SUKSES BISNIS: BELAJAR DARI PENGALAMAN ORANG LAIN
          Ada Banyak Tips Sukses Bisnis yang dikemukakan oleh para praktisi maupun ahli bisnis. Berbeda kepala mungkin akan berbeda tips sukses bisnis yang disarankan, tetapi ada nilai-nilai umum yang bisa dipakai sebagai pedoman sukses dalam bisnis. Bisnis merupakan perjalanan dan perjuangan panjang sebelum meraih kesuksesan dan keberhasilan. Tidak jarang sebelum menuai kesuksesan orang sukses harus terpuruk dalam kegagalan demi kegagalan yang tidak hanya menyakitkan tetapi melemahkan semangat untuk terus berjuang. Orang sukses adalah orang yang mampu bangkit dari kegagalan bukan orang yang tidak pernah gagal.
          Kebanyakan orang sukses memang seperti itu, meski tidak semua orang sukses melalui jalan penderitaan dan kegagalan. Meski demikian kesuksesan sebuah bisnis membutuhkan perjuangan yang tidak kenal lelah. Inovasi, kreatifitas, kegigihan dan semangat pantang menyerah merupakan kunci-kunci sukses bisnis yang harus dipegang teguh.
          Satu tips sukses  bisnis adalah belajar dari pengalaman. Kata-kata bijak mengatakan , Pengalaman Adalah Guru yang paling baik. Demikian juga dengan bisnis, pengalaman mengalami kegagalan menjadikan pelaku bisnis bertambah matang dan mengerti, jika berhasil bangkit dari kegagalan tersebut. Pertanyaan selanjutnya “Apakah Harus Gagal dulu sebelum berhasil? Tidak ada orang yang ingin gagal, secara naluriah semua orang menginginkan usaha yang dijalankan selalu menuai keberhasilan demi keberhasilan. Tetapi dalam proses bisnis harapan tidak selamanya sesuai dengan kenyataan.
Untuk meminimalkan kegagalan dalam bisnis adalah belajar dari pengalaman orang lain. Pengalaman orang lain tidak hanya dari orang-orang sukses saja tetapi juga dari orang-orang gagal . Bagi pelaku bisnis pemula, pengalaman mengelola bisnis tentu saja belum dimiliki. Dengan Belajar dari orang lain kita bisa membuat analisa faktor-faktor penyebab kegagalan dan faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha bisnis. Meski praktek langsung dengan melihat orang lain melakukan usaha, tetapi mempelajari pengalaman orang lain tetap memiliki arti yang cukup penting. Tips sukses bisnis dengan belajar dari pengalaman orang lain penting untuk meminimalkan resiko kegagalan, paling tidak tidak mengulangi kesalahan orang lain.
          Bagaimana belajar dari orang lain? Banyak Cara bisa dilakukan untuk belajar dari kesuksesan orang lain. Cara sederhana adalah dengan bertanya dan melihat langsung kegiatan bisnis dari orang yang bersangkutan. Orang-orang yang telah mencapai kesuksesan biasanya sangat terbuka dalam memberikan informasi dan kiat-kiat sukses bisnis. Tips sukses bisnis yang diberikan langsung oleh sumber memiliki kekuatan sampai ke dalam hati dan fikiran kita. Pengalaman sukses yang dibagikan kepada orang lain tidak akan mengurangi kesuksesan itu sendiri, justru memperluas kesuksesan. Karena itu tidak salah bergaul dengan orang-orang seperti ini untuk belajar, bukan untuk mencari keuntungan sesaat.
          Orang sukses biasanya memiliki buku biografi baik yang ditulis sendiri maupun ditulis orang lain, membaca biografi merupakan cara belajar menjadi orang sukses. Meski orang sukses adalah orang yang terbuka dan mau memberikan informasinya , tetapi kesibukan terkadang membuat kita sulit untuk bertemu, saat ini banyak kelompok usaha, instansi atau event organiser yang mengelola seminar Bisnis dan kewirausahaan yang menghadirkan pelaku-pelaku usaha sukses. Sangat baik memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang akan bermanfaat untuk sukses bisnis anda.
          Selain tips-tips sukses bisnis belajar dari pengalaman orang lain di atas, ada beberapa tips sukses dalam menjalankan bisnis:
1. Mengubah Pola Pikir, Tindakan manusia dikendalikan oleh cara berfikirnya, untuk sukses yang pertama kali harus diubah adalah cara berfikir kita. Pikiran harus dikondisikan dalam kondisi terdesak agar memacu tindakan menuju kesuksesan.
2. Keterampilan menangkap peluang Usaha, keterampilan tidak hanya berani tetapi juga jeli melihat peluang usaha yang prospektif dan tidak. Peluang usaha yang terlihat kecil tetapi bisa jadi menjanjikan keuntungan yang besar.
3. Melakukan Tindakan, meski pikiran menentukan tindakan tetapi tidak akan berarti apa=apa tsnpa tindakan.. Perubahan positif akan tercapai bila melakukan perubahan dengan tindakan nyata. Keberuntungan lebih berpihak kepada yang banyak mencoba dan melakukannya, bukan kepada orang yang berangan-angan melajukan dan tidak berbuat apa-apa.
4. Memilih Usaha yang belum terlalu banyak dilakukan orang lain. Memilih usaha yang belum banyak dilakukan orang lain meminimalkan persaingan (Threats dalam Analisis SWOT).
5.Memilih Bidang usaha yang menarik, semua orang pada dasarnya bisa melakukan apa saja tetapi pilihlah bidang usaha yang paling menarik minat kemudian ditekuni dan dilakukan dengan penuh kesungguhan. Hobi bisa menjadi peluang usaha jika ditekuni dengan sungguh-sungguh.
Orang yang belajar dari pengalaman hidupnya adalah orang yang tergolong “WE KNOW NOTHING” karena dia selalu belajar akan apa yang pernah dialaminya maupun akan apa yang ada di depannya.

 “Better know nothing than half-know many things”
          Maksud dari ungkapan diatas adalah lebih baik tidak tahu apa-apa dari pada setengah tahu banyak hal. Dengan tidak tahu apa-apa, maka kita akan bergerak untuk mencari tahu. Kita akan bergerak untuk menggali informasi tentang sesuatu yang ingin kita ketahui. Kita akan berusaha untuk memperdalam pengetahuan tentang sesuatu tersebut. Setelah kita cukup tahu, maka kita akan mengekspresikan atau menindak lanjuti pengetahuan kita tersebut didalam kehidupan sehari-hari.
Berebeda jika “We half-know many things”, kita tahu banyak hal, namun hanya setengah-setengah atau tidak sepenuhnya tahu. Kita hanya sekedar tahu, namun tidak melakukan tindakan atas pengetahuan-pengetahuan yang kita miliki.
          Apalah gunanya pengetahuan tetapi kita tidak melakukan tindakan apapun. Ilustrasinya seperti berikut. Di lingkungan kampus, pihak pengelola kampus sudah memasang peringatan untuk tidak merokok di area kampus, peringatan tersebut sudah terpampang jelas dan tentunya semua mahasiswa tahu mengenai peringatan tersebut. Namun didalam  kenyataanya masih banyak mahasiswa yang tetap saja merokok di area kampus.
          Nah, hal ini berarti mahasiswa sebenarnya tahu bahwa mereka dilarang merokok diarea kampus. Tetapi mahasiswa tersebut tidak sepenuhnya tahu mengapa pihak pengelola melarang mereka merokok diarea kampus. Yang mereka tahu hanyalah larangan, tanpa mereka ketahui mengapa larangan tersebut diberlakukan. Mahasiswa tidak mau tahu akibat-akibat yang ditimbulkan dari perbuatan merokok tadi. Mereka tidak mau tahu bahwa dengan merokok, dapat membahayakan orang lain, merugikan orang lain,menyusahkan orang lain. Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok aktif. Hal ini yang  saya maksud dengan membahayakan orang lain, dengan perbuatan merokok berati kita membahayakan kesehatan orang lain, membahayakan jiwa orang lain dan tentunya merugikan orang lain karena mereka membayar biaya kesehatan akibat perbuatan kita. Setelah merokok, biasanya mahasiswa mematikan rokoknya dengan menempelkan dilantai dan meninggalkan bekas atau noda pada lantai. Cleaning service akan kesulitan untuk membersihakan noda tadi yang berarti anda menyusahkan orang lain bukan ?
          hanya Tuhan yang memiliki kesempurnaan sedangkan kita sebagai manusia hanya makhluknya yang tentunya banyak memiliki kekurangan, jadi saya harapkan janganlah anda sekali-kali berfikir bahwa anda itu adalah seseorang yang “we know all thing”, karena sebenarnya hanya sang penciptalah yang berhak atas hal itu, dan untuk manusia tidak akan pernah ada yang menjadi seorang we know all thing, karena ilmu di dunia ini tidak ada batasnya, jadi selalulah berendah diri dengan menjadi manusia yang “we know nothing”,karena memang itulah kenyataan yang apa adanya.


n,L � i s ��? � = belum selesai, menjadi dan membelum.

          Dinamika manusia memiliki tiga unsur: 
          pertama, Pengertian. Pengertian manusia adalah pengertian rohani-jasmani juga jasmani-rohani, yang memuat beberapa segi yakni, pengertian indera adalah momen dari dan dalam keseluruhan pengertian kita; pengertian rasional merupakan pengertian konseptual membuat ide; pengertian metafisik disebut meta-konseptual, misalnya pengertian baik dan buruk. Ketiga segi ini saling memuat. Pengertian sensitif adalah satu momen dari seluruh pengertian insani. Tak ada pengertian sensitif tanpa pengertian rohani (intelek) juga sebaliknya.
Pengertian tersebut memuat fungsi, yakni menjiwai kehidupan manusia, memberi semacam pola dalam perbuatan; mempesatukan manusia dengan dunianya, kemampuan melakukan obyektivikasi; mensatukan manusia dengan sesamanya, kemampuan keluar dari batas ruang dan waktu sehingga mampu melihat manusia dengan dirinya, mampu menangkap interioritasnya; menangkap tansendensinya, berarti menyeberang, menyerahkan diri ke lain subyek. Penyerahan ini akhrnya bermuara kepada Tuhan.
Kedua, Rasa. Dibedkan antara rasa jasmani yang berlokalisasi dan rsa rohani yang tak berlokalisasi. Rasa merupakan penyatu dari aspek kognitif dan aspek pengambil di dalam menikmati (terpenuhinya suatu dorongan). Bentuk konkrit dari dinamika dalam unsur ini berupa dorongan-dorongan ke barang; dorongan seksual; dorongan ke arah keindahan; dorongan sensitif untuk cinta, disebut dorongan positif. Juga dorongan negatif yang menyebabkan manusia menolak sesuatu, yakni: takut, marah, segan.
Ketiga, Karsa. Adalah dinamika insani yangbentuknya menentukan. Karsa berkembang dari aspek jamani-rohani (biologis) ke aspek rohani-jasmani (logis). Pada taraf logis itulah karsa menjadi dinamika yang berdaulat, dalam arti mandiri, menguasai dan menentukan diri sendiri.
Dengan demikian pada kodratnya dinamika manusia menuju kesempurnaan. Namun, dalam perjalanannya ke arah itu mendapat hambatandari kejasmanian (nafsu-nafsu, keinginan), tapi manusia tidak diperbudak olehnya karena manusia memiliki karsa yang merupakan bentuk yang menentukan dalam perbuatannya.
Dalam pelaksanaan dinamikanya ke kesempurnaan, manusia memperstukan dirinya dengan sesama dan alam. Mensatukan dirinya dengan sesama adalah sisi sosialitas manusia, karenanya secara kodrati manusia adalah sahabat bagi manusia yang lain (homo homini socius). Dan, mensatukan dirinya dengan alam adalah sebagai proses dinamika aktif manusia mengatasi kodrat alam dan determinasi dunia material (sisi kebudayaan).
Tapi dalam pelaksanaan dinamikanya tersebut manusia tidak sepenuhnya tunduk pad akodratnya karena manusia memilik karsa. Sehingga, dalam pelaksanaan dinamikanya sering terjadi pembelokan-pembelokan dari nilai-nilai kodratinya. Demikianlah kenapa dalam kehidupan sosial terjadi kekerasan, penindasan terhadap sesama manusia. Yang demikian sebenarnya bukanlah kodrat manusia, tapi terjadi karena pembelokan karsa manusia.
Dari pokok-pokok gagasan tentang manusia dari Drijarkara tersebut terasa aroma filsafat eksisitensialisme, yang berkembang di Eropa sesudah Perang Dunia II. Pemikirannya menampakkan pengaruh dari aliran eksistensialisme. Sebagai aliran filsafat, eksistensialisme merupakan reaksi terhadap pandangan materialisme yang meletakkan manusia pada tingkat impersonal dan idealisme yang meletakkan manusia pada tingkat yang abstrak.
Eksistensialisme memandang manusia secara terbuka. Artinya manusia adalah realitas yang belum selesai masih harus membenuk dan dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat pada dunia sekitarnya, pada sesama manusia. Eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkrit, pengalaman yang eksisitensial.
Eksisitensi pada manusia adalah cara manusia berada di dunia, menyangkut pengalaman langsung yang bersifat pribadi. Bereksistensi berarti berdinamika, menciptakan dirinya secara aktif. Bereksisitensi berarti berbuat, menjadi,merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaan sebelumnya. Dalam istilah Drijarkara manusia selalau menjadi dan membelum.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar